Hampir setiap orang pasti pernah merasakan gangguan pada lambung, seperti maag atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Namun, meskipun gejalanya serupa, kedua kondisi ini sebenarnya memiliki perbedaan yang perlu kita ketahui. Yuk, mari kita bahas bersama-sama!
Maag, atau yang juga dikenal dengan gastritis, adalah kondisi di mana dinding lambung mengalami peradangan. Biasanya, maag terjadi akibat infeksi bakteri Helicobacter pylori, mengonsumsi obat-obatan tertentu, atau juga pola makan yang tidak sehat.
Gejala umum yang sering kita rasakan ketika mengalami maag adalah perut kembung, mual, muntah, dan nyeri pada bagian atas perut. Rasa terbakar pada lambung juga sering muncul setelah makan. Namun, gejala ini biasanya dapat diatasi dengan menghindari makanan pedas, kafein, dan alkohol, serta menjaga pola makan yang sehat.
GERD, di sisi lain, adalah kondisi yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan. Ini bisa terjadi karena otot antara kerongkongan dan lambung tidak berfungsi dengan baik. GERD sering kali membuat kita merasakan sakit atau terbakar di dada, terutama setelah makan atau berbaring.
Lebih dari sekadar 'maag yang kambuh', GERD bisa menjadi masalah serius jika tidak diobati dengan baik.
Gejala GERD yang sering muncul antara lain perubahan suara, batuk terus-menerus, dan kesulitan menelan. Jika gejala ini terus berlanjut, sebaiknya Anda segera berkonsultasi secara langsung dengan dokter.
Baca : Apakah Asam Lambung Dapat Menyebabkan Sesak Nafas?
Perbedaan utama antara maag dan juga GERD terletak pada penyebabnya. Maag umumnya disebabkan oleh peradangan pada dinding lambung, sedangkan GERD dapat disebakan oleh refluks asam lambung yang naik ke kerongkongan.
Namun, kedua kondisi ini dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Jika maag tidak segera diatasi, kemungkinan besar akan memicu terjadinya GERD.
Untuk mengatasi maag, kita bisa mengonsumsi obat antasida yang mengurangi produksi asam lambung, memperbaiki atau menjaga pola makan, dan menghindari stres.
Sedangkan untuk mengatasi GERD, dokter mungkin akan meresepkan obat yang dapat mengurangi produksi asam lambung dan mengubah pola makan. Di beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengatasi masalah GERD yang lebih parah.
Jadi, meskipun maag dan GERD memiliki gejala yang mirip, penting bagi kita untuk memahami perbedaan di antara keduanya. Dengan mengetahui perbedaan tersebut, kita akan lebih mudah dalam menangani dan mengatasi masalah pada lambung. Ingatlah selalu untuk menjaga pola makan.
Selain itu, hindari makanan yang memicu gangguan lambung, dan berkonsultasilah dengan dokter jika gejala terus berlanjut. Semoga informasi ini bermanfaat!